This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

18 Apr 2013

Kala Setan bertaubat




Suatu waktu, Iblis mendatangi syaikh Al-Azhar. “Engkau…?!
         “ya, aku!”
         “apa yang kau inginkan dariku?”
         “Memasuki dermaga iman”
         “Iblis mau beriman? Tapi..!”
         “kenapa?” kata iblis, “bukankah hak semua makhluk masuk agama allahsecara berbondong-bondong?.. kini, aku bertasbih memujinya dan meminta ampun kepadanya. Aku ingin masuk agama-nya dengan suka rela.
Jika setan masuk islam, bagaimana Alqur’an akan dibaca? Apakah manusia akan mengabaikan a’udzubillah min assyaitonirrajim… dalam membaca Alqur’an? Jika kalimat ini sudah diabaikan, akan banyak ayat alquran yang diabaikan. Padahal, melaknat syetan, menghindari tindakan, muslihat dan bisikan syetan merupakan bagian besar yang ditekankan dalam Alqur’an. Bagaimana bisa keislaman syetan diterima tanpa mengancam keajegan islam.
         Sang syaikh mengangkat kepala, menatap iblis sambil berkata “Engkau dating kepadaku untuk sesuatu yang tidak dapat kuhadapi.masalah ini diluar kuasaku, “Kenapa…? Aku tidak bermaksud membedakan diriku dengan yang lain. Aku akan tunduk seperti mahkota yang tunduk kepada pemakainya. Aku bermaksud masuk ke dalam agama ini seperti seorang miskin. Aku akan melumuri kekuasaanku dengan tanah kehinaan”.
         Syaikh berkata, “Namun, walaupun begitu, aku tegaskan kembali bahwa tugasku hanya menjaga keluhuran islam dan kebesaran Al-Azhar. Bukan hakku mencampuri urusanmu”.
“Ya, kalau begitu, terimakasih!” kata-kata tersebut diucapkan oleh iblis dengan penuh kelesuan dan rasa kecewa. Iblis pergi membawa diri yang diluapi ke putusasa’an. Dia menyusuri jalanan bumi tanpa arah.

         Tiba-tiba iblis menjerit pilu, lengkingnya menghempas awan menembus langit. Iblis tak tahan menahan sabar. Dengan kedua tangannya dia mengetuk pintu-pintu langit dan berupaya menembus buruj-burujnya. Kewarasannya telah hilang. Tiba-tiba muncul jibril.
         “Apa yang kau inginkan..?!”
         “Bertaubat!”
         “Sekarang”
         “Memangnya aku datang terlambat..?!”
         “justru terlalu dini. Saat ini bukan waktunya engkau mengubah system yang telah dipatok itu.belum saatnya engkau membalik ketetapan yang telah dipastikan. Sudah, sekarang kembalilah, jalani saja kehidupan biasamu di muka bumi!”
         “Cicipkanlah kebaikan kepadaku”
         “ kebaikan itu diharamkan bagimu. Sudah, sana! Jangan coba-coba menjulurkan tanganmu kepadanya!”
         “ pohonyang diharamkan?” Tanya iblis
         “untukmu, Ya. Dan engkau tidak akan menemukan apapun yang dapat membantumu menolak keputusan ini. Lain halnya dahulu ketika engkau mendapati hawa membawa Adam mencicipi pohon sial itu.”
         “Tidak adakah rahmat dan maghfirah di sana?”
         “rahmat dan maghfirah itu tidak bias melanggar tatanan penciptaan.”
         “Aku makhluk yang paling hina, tidak berguna. Apa untungnya kehadiranku di bumi..?”
         “Betul keu makhluk paling hina. Namun keluhuran tidak akan bernilai sama sekali tanpa ada kehinaan. Kebenaran tidak akan bernilai tanpa kebatilan, tidak juga kesucian tanpa najis. Tak ada cahaya tanpa kegelapan. Bahkan tak ada kebaikan tanpa keburukan.”
         “Jadi…, keberadaanku niscaya untuk adanya kebaikan itu sendiri..? tapi, apakah kebencian akan terus melekat padaku dan namaku senantiasa terlaknat, meski niat dan tujuan mulia telah merasuki hatiku..?”
         “Ya, Engkau mesti senantiasa dilaknat, sampai akhir zaman.”
         Iblis menangis tersedu-sedu. Air matanya berjatuhan menimpa bumi. Tidak berupa tetesan air, tetapi kepingan-kepingan meteor dan bebatuan luar angkasa.
         Jibril gelagapan dan segera menghentikan tangis iblis, “Sudah! Cukup! Air matamu bercucuran tidak seperti air mata, berjatuhan diatas para hamba.”
         “Ya, bahkan air mataku pun menjadi malapetaka.”
Jibril pun berkata lembut kepadanya, “Emban saja nasibmu.. dan laksanakan kewajibanmu! Teruskan tugasmu. Dengar nasihatku! Kembalilah kepada aktivitas  biasamu.”
         “aku kembali mengenakan jubah laknat, tanpa tahu kapan aku bias menanggalkannya?”
         “Turunlah ke bumi dan tabahlah! Barang siapa mencinta, ia harus tabah!”
Jibril menatap rembesan air mata dikedua mata iblis, lalu segera menghiburnya, “sudahlah, jangan menangis, engkau jangan lupa bahwa tetes air matamu merupakan malapetaka derai, tawamu juga bencana! Jangan terlalu perasa, kasian kepada manusia!, pergilah, bersabarlah dan tegarlah menjalani takdirmu!”
         Iblis menundukan kepalanya, merenung cukup lama. Kemudian dia bergerak dan bergumam, “engkau benar!”
         Iblis meninggalkan langit sambil menunduk. Ia turun ke bumi, pasrah. Tetapi, saat dia menerobos angkasa, dari dadanya keluar keluh yang dalam, suaranya menggema pada gemintang dan benda-benda angkasa. Pada saat yang sama, seakan-akan seluruh keluh itu menyatu dengan dirinya untuk melafalkan teriakan yang gemuruh itu.
         “aku syahid!.... aku syahid!.”